Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari cara manusia menggunakan bahasa dalam konteks komunikasi. Istilah "pragmatik" berasal dari bahasa Yunani "pragma," yang berarti tindakan atau tindakan yang dilakukan. Pragmatik fokus pada aspek bahasa yang berkaitan dengan tujuan komunikatif dan cara bahasa digunakan dalam situasi sosial dan budaya.
Pengantar Pragmatik
Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang relatif baru dan berkembang pesat sejak akhir abad ke-20. Studi ini berasal dari kritik terhadap pendekatan strukturalis dalam linguistik yang cenderung menekankan analisis bahasa dari segi struktur dan tata bahasa tanpa mempertimbangkan aspek interaksi sosial. Pragmatik memandang bahasa sebagai alat komunikasi dan menyelidiki bagaimana bahasa digunakan dalam situasi komunikasi nyata. Studi ini mencakup studi tentang makna yang dikandung dalam teks atau kalimat, serta cara bahasa digunakan untuk mencapai tujuan komunikatif, seperti menyampaikan informasi, meminta sesuatu, memerintah, atau menyatakan keyakinan.
Pentingnya Konteks dalam Pragmatik
Salah satu konsep kunci dalam pragmatik adalah "konteks." Konteks merujuk pada situasi sosial, budaya, dan lingkungan di mana komunikasi terjadi. Konteks sangat penting dalam menentukan makna sebuah kalimat atau ujaran. Misalnya, ungkapan "Apakah kamu bisa membantu saya?" dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteksnya. Jika diucapkan di kelas oleh seorang murid kepada gurunya, maka itu adalah permintaan bantuan akademis. Namun, jika diucapkan oleh seseorang yang tersesat di jalan kepada seorang pejalan kaki, maka itu adalah permintaan bantuan fisik.
Tanpa memahami konteks komunikasi, kita tidak dapat sepenuhnya memahami makna dari apa yang diucapkan atau ditulis oleh seseorang. Pragmatik berusaha untuk mengidentifikasi bagaimana konteks mempengaruhi pemahaman bahasa dan mengapa bahasa dapat diartikan dengan cara yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
Unsur Utama dalam Pragmatik
Pragmatik mencakup sejumlah unsur yang relevan dalam studi bahasa dan komunikasi. Berikut adalah beberapa unsur utama dalam pragmatik:
Makna Implied (Tersirat): Makna tersirat adalah makna yang tidak secara eksplisit dinyatakan dalam ujaran atau teks, tetapi dapat dipahami berdasarkan konteks dan asumsi yang relevan. Misalnya, ungkapan "Saya lapar" dapat diartikan sebagai permintaan untuk makan, bahkan jika orang tersebut tidak secara langsung meminta makanan.
Presuposisi: Presuposisi adalah asumsi atau informasi yang diasumsikan oleh penutur bahwa pendengar sudah mengetahuinya atau percaya kebenarannya. Misalnya, dalam kalimat "Kucingku masih tidur," ada presuposisi bahwa penutur memiliki kucing.
Tindak Tutur: Tindak tutur merujuk pada tujuan atau niat komunikatif dari suatu ujaran, seperti permintaan, ajakan, janji, atau permohonan maaf. Tindak tutur ini mempengaruhi bagaimana pendengar memahami dan merespons ujaran tersebut.
Kesantunan Berbahasa: Pragmatik juga mempertimbangkan aspek kesantunan berbahasa, yaitu bagaimana penutur menggunakan bahasa dengan tepat dan sopan sesuai dengan norma-norma sosial dan budaya.
Aktivitas Ujaran: Aktivitas ujaran mencakup tindakan komunikatif seperti memperingatkan, merespons, menolak, dan mengakui. Ini membantu memahami fungsi bahasa dalam interaksi sosial.
Tantangan dalam Pragmatik
Pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang kompleks dan menantang karena melibatkan banyak faktor dan nuansa dalam pemahaman bahasa. Beberapa tantangan utama dalam pragmatik adalah:
Ambiguitas: Bahasa seringkali ambigu, artinya sebuah kalimat atau ujaran dapat memiliki beberapa interpretasi yang berbeda. Ambiguitas ini dapat membingungkan pemahaman dan menyebabkan kesalahpahaman.
Kesesuaian Konteks: Pemahaman bahasa seringkali bergantung pada kesesuaian konteks. Tanpa memahami konteks komunikasi, dapat sulit untuk mengetahui makna yang dimaksud.
Perbedaan Budaya: Pragmatik juga mempertimbangkan perbedaan budaya dalam penggunaan bahasa. Cara komunikasi dan kesantunan berbahasa dapat berbeda antara budaya yang berbeda, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman atau ketidaksesuaian dalam interaksi antar budaya.
Sarkasme dan Ironi: Bahasa juga dapat digunakan untuk menyampaikan sarkasme atau ironi, yang tidak selalu mudah diidentifikasi dalam teks atau ujaran tertulis.
Penerapan Pragmatik dalam Kehidupan Sehari-hari
Pragmatik memiliki aplikasi yang luas dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana pragmatik berperan dalam komunikasi kita:
Berbicara Secara Tepat: Dalam percakapan sehari-hari, kita menggunakan pragmatik untuk berbicara secara tepat sesuai dengan tujuan komunikatif kita. Misalnya, saat meminta bantuan, memberi perintah, atau menyampaikan berita, kita menggunakan tindak tutur yang sesuai dengan situasi.
Menyesuaikan Bahasa: Dalam berinteraksi dengan orang dari budaya yang berbeda, kita perlu menyesuaikan bahasa dan kesantunan berbahasa untuk menghindari kesalahpahaman atau konflik budaya.
Menggunakan Makna Tersirat: Saat berbicara dengan teman dekat atau keluarga, kita sering menggunakan makna tersirat untuk menyampaikan pesan dengan lebih halus atau humoris.
Menafsirkan Pesan: Ketika membaca teks atau mendengarkan ujaran, kita menggunakan pragmatik untuk menafsirkan maksud dan tujuan komunikatif penutur.
Kesimpulan
Pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang memainkan peran penting dalam memahami makna dalam konteks komunikasi. Dengan mempertimbangkan konteks sosial dan budaya, makna tersirat, tindak tutur, dan faktor-faktor pragmatik lainnya, kita dapat memahami bahasa dengan lebih baik dan mengkomunikasikan dengan efektif. Pragmatik membantu kita memahami mengapa bahasa digunakan dengan cara tertentu dalam situasi tertentu, dan memberikan wawasan tentang bagaimana bahasa membentuk interaksi manusia dalam masyarakat yang kompleks dan beragam.