Penerjemahan lisan, atau disebut juga interpreting, adalah proses mentransfer pesan lisan dari satu bahasa ke bahasa lain secara langsung. Penerjemahan lisan umumnya dilakukan oleh seorang penerjemah yang fasih dalam kedua bahasa yang terlibat. Pekerjaan ini terbilang sulit karena menuntut kecepatan kerja dan keahlian yang matang. Berikut ini adalah langkah-langkah umum dalam proses penerjemahan lisan.
Persiapan
Interpreter melakukan persiapan sebelum suatu event/acara dimulai. Mereka mungkin melakukan riset tentang topik yang akan dibahas, mengumpulkan glosarium atau kata-kata kunci, dan mempersiapkan diri dengan istilah dan frasa yang spesifik untuk acara tersebut.
Mendengarkan dan memahami
Ketika acara dimulai, interpreter mendengarkan dengan cermat apa yang dikatakan oleh pembicara dalam bahasa sumber. Mereka harus mampu memahami pesan secara keseluruhan, mengenali makna yang terkandung dalam konteks, dan mengidentifikasi nuansa, gaya bahasa, atau humor yang mungkin ada.
Proses interpretasi
Setelah memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara, interpreter mulai menerjemahkan secara lisan ke dalam bahasa target. Mereka menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka dalam kedua bahasa untuk mengungkapkan makna dan tujuan pembicara dengan akurat. Interpreter dapat menggunakan teknik-teknik seperti pengulangan kalimat, pengurangan informasi yang tidak penting, atau penjelasan tambahan untuk memastikan pesan disampaikan dengan jelas.
Bersikap objektif
Interpreter berusaha untuk menghindari memberikan interpretasi pribadi atau mengubah pesan yang disampaikan oleh pembicara. Tujuan mereka adalah mentransfer pesan dengan setia sesuai dengan makna yang dimaksudkan oleh pembicara.
Kelancaran dan kecepatan
Interpreter berusaha untuk menyampaikan pesan dengan kelancaran dan kecepatan yang sesuai. Mereka harus mengatasi tantangan seperti tekanan waktu, perbedaan budaya, atau kesulitan teknis yang mungkin terjadi selama penerjemahan.
Kolaborasi dengan pembicara
Interpeter dapat mengajukan pertanyaan atau meminta klarifikasi kepada pembicara jika ada hal-hal yang tidak jelas atau membingungkan. Kolaborasi yang baik antara penerjemah dan pembicara membantu memastikan akurasi dalam penyampaian makna.
Proses penerjemahan lisan ini berlanjut sepanjang acara atau kegiatan yang membutuhkan penerjemahan. Keahlian penerjemah dalam menguasai kedua bahasa, pemahaman yang baik tentang konteks, serta keterampilan komunikasi yang kuat menjadi kunci kesuksesan dalam penerjemahan lisan.
Proses penerjemahan lisan, menurut James Nolan, seorang pakar dalam bidang penerjemahan dan interpretasi, dapat dijelaskan melalui model yang dikenal sebagai Model Interpreting Process (Proses Penerjemahan). Model Interpreting Process oleh Nolan menggambarkan proses mental yang kompleks yang terjadi dalam pikiran penerjemah selama interpretasi. Setiap tahap membutuhkan keterampilan kognitif, pemrosesan bahasa, dan penyesuaian cepat untuk menghasilkan penerjemahan yang akurat dan efektif. Model ini mencakup empat tahap utama dalam proses interpretasi sebagaimana diuraikan di bawah ini.
Listening (Mendengarkan)
Tahap ini melibatkan kemampuan interpreter untuk mendengarkan dengan seksama dan memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara dalam bahasa sumber. Interpreter harus mampu menangkap dan memproses informasi secara akurat, termasuk pemahaman tentang nuansa, intonasi, dan gaya bicara pembicara.
Analysis (Analisis)
Pada tahap analisis, interpreter memroses bahasa yang kompleks untuk mengurai kalimat, frasa, dan makna yang terkandung dalam pesan asli. Interpreter harus mengidentifikasi struktur gramatikal, kata kunci, dan idiom yang digunakan pembicara, sekaligus memahami konteks budaya dan latar belakang informasi yang relevan.
Note-Taking (Mengambil Catatan)
Tahap ini melibatkan penggunaan teknik catatan oleh interpreter untuk membantu dalam mengingat dan merekam informasi penting selama proses interpretasi. Catatan yang diambil dapat berupa kata kunci, istilah teknis, atau poin penting dari pesan pembicara. Catatan tersebut membantu interpreter dalam membangun ingatan jangka pendek yang berguna dalam menyampaikan pesan secara akurat.
Reformulation (Reformulasi)
Tahap terakhir dalam Model Interpreting Process adalah reformulasi, yaitu interpreter mengungkapkan kembali pesan dalam bahasa target dengan menggunakan struktur bahasa dan kosakata yang sesuai. Interpreter harus mengenali dan menerjemahkan pesan dengan mengikuti kekayaan budaya dan norma komunikasi dalam bahasa target. Mereka harus menghasilkan kalimat yang kelancaran, jelas, dan memberikan pengalaman yang setara dengan pesan asli.