Kode etik adalah seperangkat aturan dan prinsip moral yang mengatur perilaku dan tindakan anggota di suatu profesi atau organisasi. Tujuan kode etik adalah untuk memandu praktik yang etis, menjaga integritas, dan mendorong tanggung jawab profesional.
Kode etik mencakup prinsip-prinsip etika yang harus diikuti oleh anggota suatu profesi, termasuk prinsip-prinsip seperti kejujuran, integritas, rasa hormat, keadilan, tanggung jawab, dan empati. Kode etik memberikan panduan tentang perilaku yang diharapkan dari anggota profesi atau organisasi, termasuk prinsip-prinsip umum tentang bagaimana berinteraksi dengan klien, kolega, dan masyarakat umum. Panduan perilaku tersebut menetapkan standar tinggi dalam praktik profesional dan memastikan anggota bertindak sesuai etika dan kepatuhan hukum.
Kode etik menekankan pentingnya menjaga integritas professional, yaitu kepatuhan pada standar moral, menjaga kepercayaan masyarakat, dan menghindari konflik kepentingan. Integritas profesional juga mencakup kejujuran dalam pelaporan informasi, transparansi dalam tindakan, dan konsistensi antara nilai-nilai yang dipegang dan perilaku sehari-hari. Kode etik sering menekankan pentingnya keadilan dan kepastian hukum, sekaligus pentingnya menjaga kerahasiaan informasi, menghindari penyalahgunaan wewenang, dan melindungi hak dan kepentingan klien atau pihak yang dilayani.
Kode etik menegaskan tanggung jawab profesional yang dimiliki oleh anggota di suatu organisasi profesi terhadap klien, masyarakat, dan profesi itu sendiri. Pedoman ini mencakup tanggung jawab untuk memberikan pelayanan berkualitas, berkomunikasi secara efektif, mengembangkan dan mempertahankan keahlian profesional, serta berperilaku dengan integritas dan menghindari praktik yang merugikan atau tidak etis. Kode etik mendorong anggota seprofesi untuk terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan, termasuk komitmen untuk meningkatkan kualitas praktik dan mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang tersebut.
Kode etik pada dasarnya berfungsi sebagai panduan untuk mengarahkan perilaku dan keputusan dalam konteks profesi atau organisasi tertentu. Pedoman ini dibuat supaya anggota seprofesi bertindak secara etis, menjaga integritas, dan mengedepankan kepentingan klien dan masyarakat. Kode etik juga memperkuat kepercayaan publik terhadap profesi dan mendorong standar profesional yang tinggi.
Penerjemahan lisan atau interpreting juga memiliki kode etik yang harus diikuti oleh para interpreter untuk mewujudkan praktik profesional dan integritas dalam pekerjaan mereka. Kode etik profesi interpreting dapat bervariasi tergantung pada asosiasi atau badan regulasi yang mengatur profesi tersebut di berbagai negara atau organisasi. Oleh karena itu, interpreter seharusnya berpedoman pada kode etik yang berlaku di wilayah atau lingkungan kerja mereka dan mengikuti standar dari lembaga profesi yang relevan. Berikut adalah beberapa prinsip umum dalam kode etik penerjemahan lisan.
Kompetensi
Interpreter harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam kedua bahasa yang terlibat dalam proses interpreting. Mereka harus terus mengembangkan keahlian mereka melalui pelatihan dan pendidikan yang relevan.
Kerahasiaan
Interpreter harus menjaga kerahasiaan dan privasi semua informasi yang mereka dengar atau yang mereka akses saat melakukan pekerjaannya. Mereka tidak boleh mengungkapkan informasi yang bersifat pribadi, rahasia, atau rahasia dagang tanpa izin, kecuali jika ada persetujuan tertulis atau kewajiban hukum untuk mengungkapkannya.
Netralitas dan imparsialitas
Interpreter harus tetap netral dan tidak memihak selama proses interpreting. Mereka harus menghindari menambahkan, menghilangkan, atau mengubah makna pesan yang disampaikan oleh pembicara. Interpreter harus menghindari mengungkapkan pendapat pribadi atau melakukan tindakan yang dapat merusak integritas penerjemahan.
Keterampilan dan kompetensi
Interpreter harus menjaga dan meningkatkan keterampilan mereka dalam kedua bahasa yang terlibat dalam proses interpreting. Mereka harus terus belajar tentang terminologi dan perkembangan terbaru dalam bidang yang relevan, sekaligus mengakui batasan mereka dan menghindari menerima tugas yang berada di luar kompetensi mereka.
Persiapan dan Riset
Interpreter harus melakukan persiapan yang memadai sebelum acara dimulai. Mereka harus mempersiapkan diri dengan topik yang akan dibahas, mencari istilah khusus, dan mempelajari materi yang berkaitan untuk memastikan pemahaman yang akurat dan kelancaran penerjemahan.
Kesetiaan terhadap pesan
Interpreter harus menerjemahkan pesan secara akurat sesuai dengan niat dan makna yang dimaksudkan oleh pembicara. Mereka harus berusaha untuk mengungkapkan pesan dengan kejelasan dan kelancaran dalam bahasa target.
Integritas profesional
Interpreter harus menjaga integritas profesional dalam praktik mereka. Mereka tidak boleh menerima hadiah, suap, atau pengaruh lainnya yang dapat mempengaruhi independensi atau integritas mereka dalam melakukan interpretasi. Mereka harus tiba tepat waktu, menjaga sikap yang profesional, berkomunikasi dengan jelas dengan semua pihak, dan menghindari konflik kepentingan yang dapat mempengaruhi objektivitas mereka.
Tanggung jawab budaya
Interpreter harus memiliki pemahaman yang baik tentang budaya yang terkait dengan bahasa sumber dan bahasa target. Mereka harus mempertimbangkan perbedaan budaya dalam menyampaikan pesan dengan tepat dan menghindari kesalahan yang tidak disengaja.
Keterbatasan dalam keahlian
Interpreter harus mengenali batasan diri mereka sendiri dan hanya menerima tugas interpretasi yang sesuai dengan keahlian mereka. Mereka harus menghindari mengambil pekerjaan yang berada di luar kompetensi atau pemahaman mereka.
Pendidikan berkelanjutan
Interpreter harus terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka melalui pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan. Mereka harus memanfaatkan kesempatan untuk belajar tentang perkembangan baru dalam praktik penerjemahan, teknologi, atau isu yang relevan.