Di era informasi, penulis bisa leluasa mencari referensi dari internet dan memasukkannya ke dalam karya sendiri. Namun, hal ini akan berakibat fatal pada kredibilitasnya, terutama dalam penulisan karya tulis ilmiah. Jika tidak lolos pengecekan plagiarisme, karya tulis bisa ditolak seketika. Tidaklah mudah untuk menghindari plagiarisme dalam penulisan karya tulis ilmiah, terlebih bagi penulis dengan keahlian bahasa Inggris terbatas. Penggunaan software otomatis seperti Google Translate juga bukan pilihan yang tepat karena terjemahannya bersifat “mentah”, tidak bisa diterima begitu saja, dan masih perlu dipoles human translator. Penulisan dalam karya tulis ilmiah harus efektif dan lugas, dengan memperhatikan kaidah penulisan bahasa baku dan tepat grammar, sehingga layak untuk dipublikasikan. Berikut ini adalah solusi cerdas untuk menghindari plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah.
1. Menggunakan kutipan langsung
Penggunaan kutipan langsung (“……”) adalah salah satu tips paling sederhana dan mudah. Jika Anda ingin menggunakan referensi dari sumber tertentu, cukup tuliskan bagian teks yang diambil dalam tanda kutip, dengan menyebutkan nama penulisnya juga. Cara ini merupakan jalan pintas untuk menghindari tuduhan plagiat, terutama jika naskahnya diperiksa melalui plagiarism checker. Namun, kutipan langsung sebaiknya diterapkan dalam keadaan terpaksa sesuai konteks yang tepat.
2. Menggunakan sinonim
Cara simpel kedua untuk menghindari tuduhan plagiat adalah mengganti kata-kata yang hendak dikutip dengan sinonim/padanan katanya. Anda cukup mencari sinonim yang tepat, tanpa mengubah ide/gagasan dari penulis aslinya. Misalnya, “problem” bisa diganti “issue”, dan seterusnya. Jika Anda cukup kreatif dalam mencari padanan kata, dan bisa mengganti lebih dari 70% kata dalam kalimat asalnya, maka dipastikan aman dari tuduhan plagiat.
3. Melakukan parafrase
Parafrase membutuhkan keahlian bahasa yang lebih tinggi, karena ini bukan sekadar mengganti suatu kata dengan sinonim. Parafrase membutuhkan waktu lebih lama dan kreativitas tersendiri untuk memoles karya tulis ilmiah menjadi lebih berkelas. Parafrase bisa diartikan sebagai cara untuk merumuskan gagasan dari penulis lain dan menyatakannya dengan bahasa sendiri. Dengan kata lain, fokus parafrase adalah gagasan dalam sebuah kalimat, tidak terbatas pada kata-katanya saja. Dengan melakukan parafrase, Anda harus bisa merumuskan ulang suatu gagasan tanpa mengubah maknanya. Syarat utamanya adalah pemahaman literatur dan keahlian academic writing yang memadai. Bagaimana caranya melakukan parafrase yang tepat?
a) Sorot (highlight) teks untuk dikutip
Jika ingin mengambil suatu kutipan dalam file digital, biasanya pdf atau doc, cukup gunakan fitur highlight untuk menandai bagian teks yang akan dilakukan parafrase. Jadi, Anda tinggal fokus pada bagian yang telah ditandai saja.
b) Baca teks dengan seksama
Syarat utama untuk bisa melakukan parafrase, Anda harus bisa sepenuhnya memahami teks yang ditandai. Jadi, Anda harus membacanya dengan seksama terlebih dahulu dengan mencoba memahaminya secara menyeluruh. Jika Anda sudah bisa menangkap makna dan gagasan utamanya, proses parafrase selanjutnya akan lebih mudah.
c) Mengubah struktur
Agar terhindar dari tuduhan plagiat, teks yang dikutip harus diubah strukturnya tanpa mengubah makna aslinya dan menambah/mengurangi informasi yang telah ada. Jadi, keahlian penulis dalam menyampaikan ulang suatu gagasan dalam bahasa tulis memang berperan penting di sini.
d) Meringkas dengan bahasa sendiri
Jika struktur kalimat sudah diubah total, tanpa mengubah maknanya, Anda bisa meringkasnya dengan bahasa sendir. Jadi, teks yang sudah diparafrase menjadi lebih padat, tanpa harus menggunakan kalimat-kalimat panjang yang tidak efektif.