Penerjemah sebagai
pekerja lepas perlu memberikan layanan yang memuaskan kepada kliennya.
Terjemahan setidaknya harus memenuhi standar minimal yang diharapkan oleh
klien. Akan lebih baik apabila penerjemah mampu melampaui ekspektasi kliennya
dan memberikan nilai tambah pada jasa profesionalnya. Jika kepuasan klien
diprioritaskan sejak awal penerjemah memasuki dunia alih bahasa, tidak sulit
untuk dapatkan proyek bertubi-tubi dari banyak klien sekaligus. Satu klien bisa
menjalin kerjasama secara kotinu bahkan sampai bertahun-tahun. Dengan
rekomendasinya, penerjemah bisa mendapatkan relasi lebih banyak. Untuk menjamin
kepuasan setiap klien, setiap konflik antara klien dan penerjemah harus
dihindari atau dicegah sejak awal. Terjemahan berkualitas akan mendapatkan
apresiasi kurang dari klien jika ada hal yang mengganjal atau tidak sesuai
dengan harapannya.
Dalam kasus ini, komunikasi adalah hal penting yang perlu diperhatikan antara
klien dan penerjemah. Setiap konflik pada dasarnya disebabkan oleh
miskomunikasi atau kesalahpahaman antara kedua pihak, entah itu sebelum,
selama, atau setelah pengerjaan proyek. Untuk menjamin kepuasan klien,
penerjemah perlu memahami setiap detail kebutuhan kliennya dan apa yang
diharapkannya dari jasa penerjemah yang dibelinya. Klien adalah orang yang rela
mengeluarkan rupiahnya untuk membayar jasa profesional dan memang berhak
mendapatkan hasil sesuai dengan yang dibayarnya. Komunikasi efektif sangatlah
penting karena penerjemah harus benar-benar memahami kebutuhan kliennya sejak awal.
Seandainya klien merasa ada yang kurang setelah terjemahan diterima, penerjemah
tidak perlu meluangkan terlalu banyak waktu untuk revisi. Apabila penerjemah
menemukan kendala saat terjemahan dikerjakan, kendala ini harus secepatnya
dikomunikasikan dengan klien.
Salah satu hal yang kali pertama dibahas dalam komunikasi adalah
tenggat waktu. Penerjemah tentu tidak bisa main-main atau meremehkan hal
penting ini. Menyerahkan pekerjaan sehari atau dua hari setelah batas waktu
yang telah disepakati bukanlah hal sepele dan tindakan ceroboh ini bisa
membunuh karier penerjemah itu sendiri. Klien tentunya memiliki jadwal yang
harus diikutinya dan keterlambatan penerjemah bisa mengacaukan jadwal yang
sudah dibuat klien sebelumnya. Waktu adalah uang dalam bisnis dan keterlambatan
ini merugikan klien dalam jumlah yang tidak sedikit. Untuk mengantisipasi hal
ini, penerjemah perlu mengkomunikasikan deadline yang wajar dan manusiawi dan
menyerahkan pekerjaannya lebih cepat dari deadline jika perlu. Jika deadline
dirasa kurang, maka penerjemah bisa mengajukan perpanjangan waktu yang rasional
sekaligus alasan yang bisa dipahami oleh klien. Penerjemah tidak boleh
mengerjakan tugasnya secara sembarangan hanya untuk mengejar deadline. Dengan
kata lain, penerjemah tidak seharusnya menyerahkan hasil pekerjaan yang
setengah matang atau dikerjakan secara tidak serius.