Freelancer
penerjemah – Bekerja sebagai seorang freelancer pada
dasarnya bisa bekerja secara fleksibel di mana saja. Selama hasil kerjanya
tidak terlambat diserahkan kepada klien atau melewati deadline yang telah disepakati,
freelancer bisa menjaga nama baiknya. Kebebasan dalam bekerja tanpa terikat
jadwal dan tempat memang menjadi kemewahan tersendiri bagi para pekerja lepas.
Ditambah lagi, semakin banyak orang mulai bosan dengan perjalanan pulang pergi
ke tempat kerja yang penuh dengan kemacetan dan polusi. Namun, kemewahan ini
cenderung melenakan dan menjadi bumerang tersendiri bagi freelancer penerjemah.
Kemampuan untuk mengelola waktu secara tepat dan efisien adalah keahlian yang wajib dimiliki, terutama penerjemah senior yang sudah memiliki jam terbang tinggi, dipercaya banyak klien, dan sering menangani proyek-proyek bervolume besar. Karena pekerja lepas adalah satu-satunya orang yang sepenuhnya berhak mengatur jam kerjanya tanpa campur tangan klien, penting untuk mempertimbangkan hak-hal berikut ini dalam manajemen waktu.
Prioritas kerja
Dalam mengatur jam
kerja atau menentukan proyek mana yang harus lebih dahulu dikerjakan, freelancer penerjemah perlu
memprioritaskan kerjanya berdasarkan deadline yang sudah menjadi kesepakatan
dengan klien. Jika penerjemah sedang mengerjakan beberapa proyek sekaligus dari
klien yang berbeda, pekerjaan dengan tenggat waktu paling singkat harus
didahulukan. Jika semua pekerjaan diselesaikan secara serentak, jadwal kerja
penerjemah malah akan jadi kacau. Pekerjaan yang lebih mudah juga bisa
didahulukan karena tidak menyita banyak waktu. Setelah satu pekerjaan selesai, freelancer penerjemah bisa termotivasi
untuk mengerjakan peroyek selanjutnya yang belum selesai
Fokus pada
pekerjaan
Saat seorang
translator mulai mengerjakan suatu proyek, maka waktu, tenaga, dan
konsentrasinya harus sepenuhnya digunakan untuk mengerjakan proyek tersebut
sampai tuntas. Hal-hal yang mengganggu konsentrasi kerja bisa diabaikan dulu
untuk sementara. Kegiatan yang kurang produktif dan relevan seperti melihat
media sosial, chat, atau email tentu sebaiknya dihindari karena membuyarkan
konsentrasi dan membuat pekerjaan selesai lebih lama. Pekerjaan yang seharusnya
bisa selesai dalam 1 jam malah menjadi molor sampai 4 jam atau lebih. Untuk
menghindari hal –hal yang tidak perlu selama bekerja, koneksi internet bisa
dimatikan sementara. Selama koneksi internet masih ada, freelancer penerjemah cenderung tergoda
untuk membuka sosial media atau situs-situs tidak penting yang tidak relevan
dengan pekerjaan.
Hidup seimbang
Menjadi freelancer penerjemah bukan berarti
jadwalnya harus ‘berantakan’. Dalam bekerja, penerjemah perlu menerapkan hidup
seimbang. Selain waktu yang dialokasikan sepenuhnya untuk bekerja, penerjemah
juga harus mempunyai jadwal khusus untuk melakukan olahraga, bersantai, atau
liburan. Jadi, waktu tidak hanya habis digunakan untuk bekerja, tapi juga untuk
menikmati hasil kerja. Selain menghilangkan kejenuhan dalam bekerja rutin,
kegiatan seperti ini bisa meningkatkan produktivitas freelancer penerjemah.